BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pada makalah yang penulis
buat ini penulis menerangkan sebagian besar tentang pengertian op-amp,
karakteristik op-amp.
Sebenarnya Operational
Amplifier atau op-amp merupakan salah satu komponen analog yang sering
digunakan dalam berbagai aplikasi rangkaian elektronika. Aplikasi yang paling
sering digunakan adalah rangkaian inverter, non inverter, integrator dam
differensiator.
Pada pokok bahasan kali
ini akan dipaparkan beberapa aplikasi op-amp yang paling dasar, yaitu rangkaian
penguat inverting, non-inverting, differentsiator, dan integrator.
B. Sejarah Amplifier
Awal dari penggunaan penguat
operasional adalah tahun 1940-an, ketika
sirkuit elektronika dasar dibuat dengan menggunakan tabung vakum untuk melakukan operasi matematika seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian, integral, dan turunan. Istilah penguat operasional itu
sendiri baru digunakan pertama kali oleh John
Ragazzini dan kawan-kawan dalam sebuah karya tulis yang
dipublikasikan pada tahun 1947. Kutipan
bersejarah dalam karya tulis tersebut adalah:
"As an amplifier so connected can perform the
mathematical operations of arithmetic and calculus on the voltages applied to
its inputs, it is hereafter termed an operational amplifier."
(Ragazzini, et.al, 1947) (dalam bahasa Indonesia: "Oleh karena penguat dapat
dihubungkan untuk melakukan operasi matematika dan kalkulus terhadap tegangan
yang dikenakan terhadap masukannya, maka digunakan istilah penguat
operasional.").
Penguat operasional yang tersedia secara komersial
untuk pertama kalinya adalah K2-W yang diproduksi oleh Philbrick Researches,
Inc. dari Boston antara
tahun 1952 hingga awal
1970-an. Penguat
operasional tersebut harus dijalankan pada tegangan +/- 300 V dan memiliki
berat 85 g dan berukuran 3,8 cm x 5,4 cm x 10,4 cm dan dijual seharga US$22.
Saat ini penguat operasional tersedia dalam bentuk sirkuit terpadu dan tidak lagi menggunakan tabung
vakum, melainkan menggunakan transistor. Dalam suatu sirkuit terpadu
penguat operasional umumnya terdapat lebih dari 25 transistor beserta resistor dan kapasitor yang diperlukan hanya dalam satu
cip silikon. Hasilnya, penguat operasional
modern hanya membutuhkan tegangan listrik +/- 18 V, bahkan beberapa jenis
seperti LM324 dapat berjalan pada tegangan hanya +/- 1,5 V. Penguat operasional
KA741 dari Fairchild Semiconductor yang banyak digunakan bahkan hanya
berukuran 5,7 mm x 4,9 mm x 1,8 mm dan tersedia di pasaran dengan harga hanya
Rp3.500 (US$0,37).
C. Perkembangan
Sejarah Amplifier
Pengembangan rangkaian terpadu IC
(Integrated Circuit) luar telah ada sejak tahun 1960, pertama telah
dikembangkan pada chip silikon tunggal. Rangkaian terpadu itu merupakan susunan
antara transistor, dioda sebagai
penguat beda dan pasangna Darlington. Kemudian tahun 1963 industri
semikonduktor Fairchild memperkenalkan IC OP-AMP pertama kali A 702, yang mana
merupakan pengembangan IC OP-AMP yang lain sebelumnya, dimana tegangan sumber (
Catu Daya ) dibuat tidak sama yaitu + UCC = + 12 V dan - UEE = - 6 V, dan resistor inputnya
rendah sekali yaitu ( 40 KW ) dan gain tegangan
(3600 V/V ).
IC tipe A702 ini tidak direspon oleh
industri- industri lain karena tidak universal. Tahun 1965 Fairchild
memperkenalkan IC MA709 merupakan kelanjutan sebagai tandingan dari A702.
Dengan banyak kekhususan tipe A709 mempunyai tegangan sumber yang simetris
yaitu + UCC = 15 V dan UEE = -15 V,resistan input yang lebih tinggi ( 400 KW )
dan gain tegangan yang lebih tinggi pula (45.000 V/v). IC A709 merupakan IC
linear pertama yang cukup baik saat itu dan tidak dilupakan dalam sejarah dan
merupakan generasi OP-AMP yang pertama kali. Generasi yang pertama OP-AMP dari
Motorola yaitu MC1537.
Selanjutnya tahun 1968 teknologi
OP-AMP dikembangkan oleh Fairchild dengan IC A741 yang telah dilengkapi
proteksi hubung singkat , stabil, resistor input yang lebih tinggi ( 2 MW ),
gain tegangan yang ekstrim ( 200.000 V/V ) dan kemampuan offset null ( zerro
offset ). OP-AMP 741 termasuk generasi kedua dan IC yang lain juga termasuk
OP-AMP generasi kedua yaitu LM101, LM307, A748 dani MC1558 merupakan OP-AMP
yang berfungsi secara umum sebagaimana LM307.
Untuk tipe tipe OP-AMP yang khusus seperti
mengalami peningkatan dari segii kegunaan atau fungsinya seperti : LM318
(dengan kecepatan tinggi sekitar 15 MHZ). Lebar band kecil dengan slew rate 50
V/S. IC A 771 merupakan OP-AMP dengan input bias arus yang rendah yaitu 200 pA
dan slew rate yang tinggi 13 V/S. Lalu A714 yaitu IC OP AMP yang presisi dengan
noise rendah (1,3 A/10C), offset tegangan yang rendah ( 75 V ), offset arus
yang rendah ( 2,8 nA ). Tipe IC OP-AMP lain yaitu A791 merupakan OP-AMP sebagai
penguat daya (Power Amplifier) dengan kemampuan arus output 1A. Dan IC
OP-AMPOP-AMP yang multi guna bisa diprogram. Generasi generasi yang akhir
inilah yang banyak dijumpai dalam pameran pameran untuk pemakaian pemakaian
khusus.
IC linear dalam pengembangannya
tidak cukup hanya disitu saja bahkan sudah dibuat blok blok sesuai keperluan
seperti untuk keperluan konsumen (audio, radio dan TV), termasuk keperluan
industri seperti (timer, regulator dan lain-lainnya). Bahkan belakangan ini
dikembangkan OP-AMPBI - FET lebar band bisa ditekan dan slew rate cepat,
bersama ini pula bias arus rendah dan offset input arus rendah. Contoh tipe
OP-AMP BI FET LF351, dan LF353 dengan input bias ( 200 pA ) dan offset arus (
100 pA ), bandwidth gain unity yang besar ( 4 MHZ ), dan slew rate yang cepat (13V/MS
) dan ditambah lagi pin kaki kakinya sama dengan IC A741 (yang ganda) dan IC
MC1458 ).
Industri Motorola melanjutkan
pengembangan OP-AMP dengan teknologi trimming dan BI-FET ( disingkat TRIMFET )
untuk memperoleh kepresisian karakteristik input dengan harga yang rendah,
ontoh MC34001 / MC34002 / MC34004 masing masing adalah OP-AMP tunggal, ganda
dan berjumlah empat ( guard )
Konfigurasi
Op-Amp (Operasional Amplifiers) :
A776 adalah dengan teknologi BI - FET dan laser trimming . Karena dengan teknologi
A776 adalah dengan teknologi BI - FET dan laser trimming . Karena dengan teknologi
- Inverting
Configuration
- Non-inverting
Configuration
- Integrator
Configuration
- Differensiator
Configuration
Ada dua
aturan penting dalam melakukan analisa rangkaian op-ampop-amp ideal. Aturan ini
dalam beberapa literatur dinamakan golden rule, yaitu :
berdasarkan karakteristik
berdasarkan karakteristik
·
Aturan 1 : Perbedaan tegangan antara
input v+ dan v- adalah nol (v+ - v- = 0 atau
(v+ = v- )
·
Aturan 2 : Arus pada input Op-amp
adalah nol (i+ = i- = 0)
Inilah 2 aturan penting op-amp ideal yang digunakan untuk menganalisa rangkaian op-amp.
BAB II
TEORI DASAR
A. TEORI
DASAR &
PENGERTIAN OP-AMP
Penguat operasional (bahasa Inggris: operational amplifier) atau
yang biasa disebut op-amp merupakan suatu jenis penguat elektronika dengan sambatan (bahasa
Inggris: coupling) arus searah yang
memiliki bati (faktor penguatan atau dalam bahasa Inggris: gain)
sangat besar dengan dua masukan dan satu keluaran. Penguat operasional pada
umumnya tersedia dalam bentuk sirkuit terpadu dan yang
paling banyak digunakan adalah seri 741.
Penguat operasional adalah perangkat
yang sangat efisien dan serba guna. Contoh penggunaan penguat operasional
adalah untuk operasi matematika sederhana seperti penjumlahan dan pengurangan terhadap tegangan listrik hingga dikembangkan kepada
penggunaan aplikatif seperti komparator dan osilator dengan distorsi rendah.
Penguat operasional dalam bentuk
rangkaian terpadu memiliki karakteristik yang mendekati karakteristik penguat
operasional ideal tanpa perlu memperhatikan apa yang terdapat di dalamnya.
Karakteristik penguat operasional ideal adalah :
1) Penguatan
tegangan lingkar terbuka (open-loop
voltage gain) AVOL = -¥
2) Tegangan
ofset keluaran (output offset voltage)
VOO = 0
3) Hambatan /
Impedansi masukan (input resistance) RI = ¥
4) Hambatan /
Impedansi keluaran (output resistance) RO = 0
5) Lebar pita (band width) BW = ¥
6) Waktu
tanggapan (respon time) = 0 detik
7) Karakteristik
tidak berubah dengan suhu
Kondisi
ideal tersebut hanya merupakan kondisi teoritis tidak mungkun dapat dicapai
dalam kondisi praktis. Tetapi para pembuat Op Amp berusaha untuk membuat Op Amp
yang memiliki karakteristik mendekati kondisi-kondisi di atas. Karena itu
sebuah Op Amp yang baik harus memiliki karakteristik yang mendekati kondisi
ideal. Berikut ini akan dijelaskan satu persatu tentang kondisi-kondisi ideal
dari Op Amp.
1.
Penguatan
Tegangan Lingkar Terbuka
Penguatan
tegangan lingkar terbuka (open loop
voltage gain) adalah penguatan diferensial Op Amp pada kondisi dimana tidak
terdapat umpan balik (feedback) yang
diterapkan padanya seberti yang terlihat pada gambar 2.2. Secara ideal,
penguatan tegangan lingkar terbuka adalah:
AVOL = Vo / Vid = -¥
AVOL = Vo/(V1-v2) = -¥
Tanda
negatif menandakan bahwa tegangan keluaran VO berbeda fasa dengan
tegangan masukan Vid. Konsep tentang penguatan tegangan tak
berhingga tersebut sukar untuk divisualisasikan dan tidak mungkin untuk
diwujudkan. Suatu hal yang perlu untuk dimengerti adalah bahwa tegangan
keluaran VO jauh lebih besar daripada tegangan masukan Vid.
Dalam kondisi praktis, harga AVOL adalah antara 5000 (sekitar 74 dB)
hingga 100000 (sekitar 100 dB).
Tetapi dalam
penerapannya tegangan keluaran VO tidak lebih dari tegangan catu
yang diberikan pada Op Amp. Karena itu Op Amp baik digunakan untuk menguatkan
sinyal yang amplitudonya sangat kecil.
2. Tegangan Ofset Keluaran
Tegangan
ofset keluaran (output offset voltage)
VOO adalah harga tegangan keluaran dari Op Amp terhadap tanah (ground) pada kondisi tegangan masukan Vid
= 0. Secara ideal, harga VOO = 0 V. Op Amp yang dapat memenuhi harga
tersebut disebut sebagai Op Amp dengan CMR (common
mode rejection) ideal.
Tetapi dalam
kondisi praktis, akibat adanya ketidakseimbangan dan ketidakidentikan dalam
penguat diferensial dalam Op Amp tersebut, maka tegangan ofset VOO
biasanya berharga sedikit di atas 0 V. Apalagi apabila tidak digunakan umpan
balik maka harga VOO akan menjadi cukup besar untuk menimbulkan
saturasi pada keluaran. Untuk mengatasi hal ini, maka perlu diterapakan
tegangan koreksi pada Op Amp. Hal ini dilakukan agar pada saat tegangan masukan
Vid = 0, tegangan keluaran VO
juga = 0.
3. Hambatan Masukan
Hambatan
masukan (input resistance) Ri dari Op Amp adalah besar hambatan di
antara kedua masukan Op Amp. Secara ideal hambatan masukan Op Amp adalah tak
berhingga. Tetapi dalam kondisi praktis, harga hambatan masukan Op Amp adalah
antara 5 kW hingga 20 MW, tergantung
pada tipe Op Amp. Harga ini biasanya
diukur pada kondisi Op Amp tanpa umpan balik. Apabila suatu umpan balik negatif
(negative feedback) diterapkan pada
Op Amp, maka hambatan masukan Op Amp akan meningkat.
Dalam suatu
penguat, hambatan masukan yang besar adalah suatu hal yang diharapkan. Semakin
besar hambatan masukan suatu penguat, semakin baik penguat tersebut dalam
menguatkan sinyal yang amplitudonya sangat kecil. Dengan hambatan masukan yang
besar, maka sumber sinyal masukan tidak terbebani terlalu besar.
4. Hambatan Keluaran
Hambatan
Keluaran (output resistance) RO
dari Op Amp adalah besarnya hambatan dalam yang timbul pada saat Op Amp bekerja
sebagai pembangkit sinyal. Secara ideal harga hambatan keluaran RO
Op Amp adalah = 0. Apabula hal ini tercapai, maka seluruh tegangan keluaran Op
Amp akan timbul pada beban keluaran (RL), sehingga dalam suatu penguat,
hambatan keluaran yang kecil sangat diharapkan.
Dalam
kondisi praktis harga hambatan keluaran Op Amp adalah antara beberapa ohm
hingga ratusan ohm pada kondisi tanpa umpan balik. Dengan diterapkannya umpan
balik, maka harga hambatan keluaran akan menurun hingga mendekati kondisi
ideal.
5. Lebar Pita
Lebar pita (band width) BW dari Op Amp adalah lebar frekuensi
tertentu dimana tegangan keluaran tidak jatuh lebih dari 0,707 dari harga
tegangan maksimum pada saat amplitudo tegangan masukan konstan. Secara ideal,
Op Amp memiliki lebar pita yang tak terhingga. Tetapi dalam penerapannya, hal
ini jauh dari kenyataan.
Sebagian
besar Op Amp serba guan memiliki lebar pita hingga 1 MHz dan biasanya
diterapkan pada sinyal dengan frekuensi beberapa kiloHertz. Tetapi ada juga Op
Amp yang khusus dirancang untuk bekerja pada frekuensi beberapa MegaHertz. Op
Amp jenis ini juga harus didukung komponen eksternal yang dapat mengkompensasi
frekuensi tinggi agar dapat bekerja dengan baik.
6. Waktu Tanggapan
Waktu
tanggapan (respon time) dari Op Amp
adalah waktu yang diperlukan oleh keluaran untuk berubah setelah masukan berubah.
Secara ideal harga waktu respon Op Amp adalah = 0 detik, yaitu keluaran harus
berubah langsung pada saat masukan berubah.
Tetapi
dalam prakteknya, waktu tanggapan dari
Op Amp memang cepat tetapi tidak langsung berubah sesuai masukan. Waktu
tanggapan Op Amp umumnya adalah beberapa mikro detik hal ini disebut juga slew rate. Perubahan keluaran yang hanya
beberapa mikrodetik setelah perubahan masukan tersebut umumnya disertai dengan oveshoot yaitu lonjakan yang melebihi
kondisi steady state. Tetapi pada
penerapan biasa, hal ini dapat diabaikan.
7. Karakteristik Terhadap Suhu
Sebagai mana
diketahui, suatu bahan semikonduktor yang akan berubah karakteristiknya apabila
terjadi perubahan suhu yang cukup besar. Pada Op Amp yang ideal,
karakteristiknya tidak berubah terhadap perubahan suhu. Tetapi dalam
prakteknya, karakteristik sebuah Op Amp pada umumnya sedikit berubah, walaupun pada
penerapan biasa, perubahan tersebut dapat diabaikan.
Pada diagram
skema di atas digambarkan susunan bagian dalam sirkuit terintegrasi penguat
operasional seri 741. Nomor-nomor yang terdapat di dekat terminal pada gambar
menunjukkan nomor kaki terminal pada sirkuit terintegrasi 741 jenis 8-pin. Pin
nomor 8 tidak terhubung dengan sirkuit.
Ada beberapa
hal menarik tentang sirkuit internal 741. Yang pertama adalah transistor masukan terhubung dengan
konfigurasi pengikut emiter NPN yang keluarannya terhubung
secara langsung kepada sepasang transistor PNP yang terkonfigurasi sebagai
penguat basis bersama. Konfigurasi ini memisahkan masukan
dan mencegah sinyal umpan balik yang mungkin memiliki efek
berbahaya yang bergantung pada frekuensi.
Pasangan
transistor pada bagian yang diwarnai dengan warna merah pada diagram disebut cermin
arus, di mana basis terhubung langsung
dengan kolektor pada salah satu transistor dari tiap pasangan dan kedua
transistor saling terhubung pada emiter. Penggunaan cermin arus pada sirkuit
masukan, yaitu pasangan transistor Q 8 dan Q 9 serta
pasangan Q12 dan Q13, memungkinkan masukan menerima ayunan tegangan ragam bersama tanpa melewati
rentang daerah aktif tiap transistor dalam sirkuit. Sedangkan cermin arus
ketiga, yaitu pasangan transistor Q10 dan Q 11 membentuk cermin arus yang agak berbeda dengan resistor bernilai 5 Kohm terhubung secara seri dengan emiter membatasi arus
kolektor menjadi hampir nol sehingga dapat menjadi hubungan impedansi tinggi kepada catu daya negatif dan
tidak membebani sirkuit masukan.
Keunikan
lain dalam sirkuit internal ditunjukkan dengan warna hijau, di mana kedua
resistor bias transistor terhubung sedemikian hingga tidak terlihat adanya
sinyal masukan kepada basis transistor. Bila diasumsikan tidak ada arus basis
yang mengalir pada transistor, dan nilai VBE sebesar 0,625 Volt maka menurut hukum Ohm akan
diperlukan arus sebesar 0,625 V ÷ 7,5 KΩ = 0,0833 mA melalui resistor antara
basis dan kolektor. Arus tersebut juga harus mengalir melalui resistor antara
basis dan emiter sehingga menimbulkan tegangan jepit sebesar 0,0833 mA × 4,5 KΩ
= 0,375 V sehingga menghasilkan total tegangan jepit melalui dua resistor
sebesar 0,625 V + 0,375 V = 1,0 V. Hal ini digunakan untuk memberikan beda
tegangan internal sebesar 1 Volt berapa pun tegangan keluaran keseluruhan
sirkuit.
C.
ISTILAH YANG SERING DIGUNAKAN
Dalam lembar
spesifikasi penguat operasional, dapat ditemukan banyak istilah-istilah yang
berkaitan dengan kerja penguat operasional. Beberapa istilah dan definisinya
antara lain:
- Φm :
Margin fase, yaitu nilai absolut dari ingsut atau pergeseran fase simpal
terbuka di antara terminal keluaran dan masukan pembalik pada frekuensi di mana modulus penguatan
simpal terbuka adalah satu.
- Am :
Margin bati, adalah timbalbalikan dari nilai penguatan tegangan simpal
terbuka pada frekuensi terendah di mana ingsut fase simpal terbuka
sedemikian rupa sehingga keluaran sefase dengan masukan pembalik.
- Av :
Penguatan tegangan sinyal besar, yaitu nisbah dari ayunan tegangan puncak
ke puncak keluaran terhadap besar perubahan tegangan masukan yang
dibutuhkan.
- B1 : Lebar pita bati satuan (bahasa Inggris: unity gain bandwidth)
adalah rentang frekuensi di mana bati penguatan tegangan simpal terbuka
bernilai lebih dari satu.
- Ci : Kapasitansi masukan, yaitu nilai
kapasitansi di antara dua terminal masukan dengan salah satu masukan
dibumikan.
- CMRR :
Nisbah penolakan ragam bersama (bahasa Inggris: common-mode rejection
ratio) adalah nisbah atau perbandingan nilai penguatan dari selisih
tegangan listrik dalam penguatan ragam bersama (bahasa Inggris: common-mode).
Nilai ini diukur dengan cara menentukan nisbah perubahan pada tegangan
listrik masukan ragam bersama terhadap perubahan yang dihasilkannya pada
tegangan ofset.
- GBW : Darab
lebar-pita bati (bahasa Inggris: gain bandwidth product) adalah
nilai hasil perkalian antara nilai penguatan tegangan simpal terbuka dan
frekuensi sinyal saat pengukuran tersebut.
- Zic : Impedansi
masukan ragam bersama, yaitu hasil penjumlahan paralel impedansi terhadap
sinyal kecil di antara tiap terminal masukan dengan bumi.
- Z0 :
Impedansi keluaran, yaitu Impedansi terhadap sinyal kecil di antara
terminal keluaran dengan bumi.
D.
SIRKUIT
Simbol penguat operasional pada rangkaian
seperti pada gambar di samping, di mana:
·
V+ : masukan non-pembalik
·
V_ : masukan pembalik
·
Vout : keluaran
·
Vs+ : catu daya positif
·
Vs- : catu daya negatif
Catu daya pada notasi penguat
operasional seringkali tidak dicantumkan untuk memudahkan penggambaran
rangkaian.
2.
Aplikasi
Sirkuit
Terdapat banyak sekali penggunaan
dari penguat operasional dalam berbagai jenis sirkuit listriK. Di bawah ini dipaparkan beberapa penggunaan
umum dari penguat operasional dalam contoh sirkuit:
Merupakan
salah satu aplikasi yang memanfaatkan bati simpal
terbuka (bahasa Inggris: open-loop gain) penguat
operasional yang sangat besar. Ada jenis penguat operasional khusus yang memang
difungsikan semata-mata untuk penggunaan ini dan agak berbeda dari penguat
operasional lainnya dan umum disebut juga dengan komparator (bahasa Inggris: comparator).
Komparator
membandingkan dua tegangan listrik dan mengubah keluarannya untuk
menunjukkan tegangan mana yang lebih tinggi.
di mana Vs
adalah tegangan catu daya dan penguat operasional beroperasi di antara +Vs dan
-Vs
Sebuah
penguat pembalik menggunakan umpan balik negatif untuk membalik dan
menguatkan sebuah tegangan. Resistor Rf melewatkan sebagian sinyal
keluaran kembali ke masukan. Karena keluaran taksefase sebesar 180°, maka nilai
keluaran tersebut secara efektif mengurangi besar masukan. Ini mengurangi bati
keseluruhan dari penguat dan disebut dengan umpan balik negatif.
Di mana,
Sebuah
resistor dengan nilai , ditempatkan di antara masukan
non-pembalik dan bumi. Walaupun tidak dibutuhkan, hal ini mengurangi galat
karena arus bias masukan.
Bati dari
penguat ditentukan dari rasio antara Rf dan Rin, yaitu:
Tanda
negatif menunjukkan bahwa keluaran adalah pembalikan dari masukan. Contohnya
jika Rf adalah 10.000 Ω dan Rin adalah 1.000 Ω, maka
nilai bati adalah -10.000Ω / 1.000Ω, yaitu -10.
c.
Penguat non-pembalik
Rumus
penguatan penguat non-pembalik adalah sebagai berikut:
atau dengan
kata lain:
Dengan
demikian, penguat non-pembalik memiliki bati minimum bernilai 1. Karena
tegangan sinyal masukan terhubung langsung dengan masukan pada penguat
operasional maka impedansi masukan bernilai .
d.
Diferensial
Penguat diferensial digunakan untuk
mencari selisih dari dua tegangan yang telah dikalikan dengan konstanta tertentu yang ditentukan oleh nilai resistansi yaitu
sebesar untuk dan Penguat jenis ini
Sedangkan untuk dan maka bati diferensial
adalah:
BAB III
KESIMPULAN
Kesimpulan
dari pada karya tulis ini adalah :
1. Operational
Amplifier atau yang biasa disingkat Op-Amp adalah salah satu komponen analog
yang sering digunakan dalam berbagai aplikasi elektronika.
2. Aplikasi
Ap-Omp yang sering digunakan adalah aplikasi rangkaian inverter, non-inverter,
diferensiator, dan integrator.
3. Pada
dasarnya Op-amp adalah sebuah Differntial Amplifier yang memiliki 2 input
masukan yaitu input inverting (V-) dan input non-inverting (V+).
4. Beberapa penggunaan umum dari penguat
operasional dalam contoh sirkuit:
a.
Komparator
(pembanding)
b.
Penguat
pembalik
c.
Penguat
non-pembalik
d.
Diferensial
DAFTAR
PUSTAKA
Nave, Carl Rod (2006). "HyperPhysics
- Operational Amplifier" (dalam bahasa Inggris). Department
of Physics and Astronomy, Georgia State University.
Hayt, William; Kemmerly, Jack; Durbin, Steven (2007)
(dalam bahasa Inggris). Engineering Circuit Analysis (edisi ke-7th).
McGraw-Hill Higher Education. hlm. 173-205. ISBN978-0-07-286611-7.