PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebutuhan logam ternyata tidak hanya sebatas benda dengan permukaan rata. Kebutuhan akan logam juga berkembang pesat seiring dengan teknologi yang mendukungnya. Sekarang kita bisa menghasilkan benda logam dalam bentuk apaun tanpa harus mengalami proses penenmpaan.
Pada
zaman dahulu untuk menhasilkan logam yang berbentuk rumit maka benda haruslah
di panaskan dan dipukul sebagaimana proses penempaan pada umumnya. Namun
seiring kemajuan zaman tuntutan akan kebutuhan logam semakin meningkat dan atas
tuntutan itulah kini telah tercipta tungku-tungku pelebur besi yang menhasilkan
suhu diatas 1500 °C.
Didalam
makalah ini tercantum beberapa jenis tungku atau dapur peleburan logam, yakni:
1.
Dapur Kupola
2.
Dapur Krusibel
B. Sejarah Singkat
Sejarah peleburan logam
telah dimulai kurang lebih sejak 4000 SM, yaitu sejak manusia mengenal cara
mencairkan logam dan membuat cetakan perhiasan dari emas atau perak tempaan
yang berkembang untuk pembuatan senjata atau peralatan pertania.
Dengan ditemukannya teknik peleburan dan cetakan tembaga
cair maka mulailah terjadi perkembangan teknik peleburan logam campuran seperti
perunggu.
Sejalan dengan ditemukannya teknik tanur datar dan
tuntutan kebutuhan peralatan sesuai dengan kondisi jaman saat itu, peleburan
logam mulai banyak digunakan oleh bangs-bangsa di sekitar laut tengah, dari
Yunani hingga ke India. Walaupun demikian baru pada abad 14 teknik peleburan
dilakukan secara besar-besaran oleh Jerman dan Italia menemukan tanur tiup
berbentuk silinder sebagai pengganti tanur datar. Teknik peleburan ini
dilakukan dengan meletakkan biji besi dan arang batu secara bergantian kemudain
dituangkan secara langsung logam cair yang didapat dari bii besi ke dalam
cetakan. Produksi yang dihasilkan adalah tungku, pipa, meriam dan pelurunya.
Peleburan ini semakin pesat dengan ditemukannya kokas di
Inggris pada abad ke 18, kemudaian oleh Prancis kokas ini dikembangkan untuk
dapat mencairkan kembali besi kasar dalam tanut kecil seperti tanur cupola yang
saat ini banyak digunakan.Dengan penemuan tanur ini, produk-produk logam lain
juga telah dihasilkan seperti produk baja dari besi kasar pada abad ke 19.
1.
DAPUR KUPOLA
Dapur
kupola adalah dapur yang digunakan untuk melebur besi tuang. Dapur ini
berbentuk silindrik tegak, terbuat dari baja dan bagian dalamnya dilapisi
dengan batu tahan api. Sebagai bahan bakar digunakan kokas (coke), dan
batu kapur digunakan sebagai fluks, sedang bahan bakunya adalah besi bekas dan
seringkali ditambahkan besi kasar.
Pengisisan
dilakukan melalui charging door bergantian antara kokas dan besi.
Pembakaran terjadi disekitar pipa hembus sehingga di daerah ini akan terjadi
percairan besi dan fluks akan bereaksi dengan abu kokas dan impuritas lainnya
membentuk terak. Terak akan mengapung di atas besi cair dan berfungsi sebagai
pelindung hingga tidak bereaksi dengan lingkungan di dalam kupola.
Cairan
akan dikeluarkan secara berkala bila jumlah cairan sudah cukup banyak.
Penambahan bahan baku juga dilakukan secara berkala dan dapur dapat bekerja
secara kontinu.
Penggolongan Daerah
Dalam Kupola
Bagian
dari mulai pintu pengisian sampai lubang keluar, dibagi menjadi beberapa daerah
seperti disebut di bawah ini, sesuai keadaan bahan baku dalam kupola.
1. Daerah pemanasan mula
adalah bagian dari pintu pengisian sampai di tempat dimana logam mulai cair.
Selama turun di daerah ini, logam mengalami pemanasan mula.
2. Daerah lebur adalah bagian atas dari alas kokas dimana
logam mencair.
3. Daerah panas lanjut adalah
bagian bawah daerah lebur sampai rata tuyer. Logam cair dipanaskan lanjut
selama turun melalui daerah ini.
4. Daerah krus adalah
bagian dari tuyer sampai dasar kupola. Logam cair dan sebagian kecil terak
ditampung di daerah ini.
Selain hal tersebut diatas, bagian dalam kupola dibagi menjadi daerah oksidasi dan daerah reduksi, tergantung pada reaksi antara kokas dan gas.
1. Daerah oksidasi:
dimulai dari tuyer sampai rata tengah-tengah alas kokas. Dalam daerah ini kokas
dioksidasi oleh udara yang ditiupkan melalul tuyer.
2. Daerah reduksi: Bagian
atas dari daerah oksidasi, dimana gas CO2 yang timbul di daerah oksidasi,
direduksi oleh kokas.
Kapasitas Peleburan
Kapasitas peleburan dari kupola dinyatakan
oleh laju peleburan dalam satuan berat persatuan waktu, umumnya ditulis ton per
jam. Kapasitas peleburan dapat berubah tergantung kepada: volume angin,
perbandingan muatan besi dengan kokas serta syarat-syarat operasi peleburan
lainnya, walaupun diameter kupola sama.
Tinggi Efektif
Tinggi efektif dari kupola adalah tinggi dari pertengahan
tuyer (lubang hembus) sampai bagian bawah dari pintu pengisian. Pada daerah ini
terjadi pemanasan awal. Karena itu kupola yang tinggi akan efektif untuk
pemindahan panas, akan tetapi kupola yang terlalu tinggi cenderung memiliki
tahanan besar terhadap aliran gas. Hal ini juga menimbulkan resiko terjadinya
peng-hancuran kokas. Syarat-syarat ini perlu dipertimbangkan, sehingga tinggi
efektif kupola standar biasanya dikonstruksi berkisar antara empat sampai lima
kali ukuran diameter dalam, diukur dari titik tengah tuyer.
Daerah Krus
Daerah krus adalah daerah dari bagian bawah
tuyer sampai ke dasar kupola. Daerah krus dari kupola yang mempunyai perapian
muka dibuat dangkal, karena tidak difungsikan untuk menyimpan logam cair di
dalamnya. Daerah krus dari kupola tanpa perapian muka dibuat dalam. Biasanya
ukuran krus dikonstruksi untuk dapat menampung dua atau tiga pengisian. Dalam
daerah krus terdapat juga kokas, sehingga volume yang terisi oleh logam cair
kira-kira 45 % dari volume daerah krus. Krus yang besar tidak dikehendaki sebab
besi cair menyerap karbon dan belerang dari kokas.
Lubang Cerat dan Lubang Terak
Lubang cerat dan lubang terak dibuat di daerah
krus. Bentuk dan susunan dari lubang-lubang ini berbeda menurut cara
pengeluaran besi cair dan terak. Pengeluaran besi cair dan terak dilakukan
secara berkala. Pada proses ini besi cair atau terak ditampung sementara di
dalam krus, kemudian dikeluarkan secara berkala melalui lubang cerat atau
lubang terak dengan operasi tangan.
Proses pengeluaran terak yang paling baik
adalah dari posisi depan tanur, dimana terak mengalir secara kontinyu bersama
logam dari dasar dan sekaligus terak terpisah dari logam cair. Proses ini
terbaik karena menghasilkan besi cair dengan kadar unsur-unsur lain terendah.
Proses pengeluaran terak dari belakang: dalam
proses ini lubang cerat dan lubang terak dibuat pada tempat yang berlainan
sehingga tidak perlu lagi memisahkan terak.
Besi yang dikeluarkan secara kontinyu
dialirkan kedalam penampung (perapian depan), yang nantinya akan dikeluarkan
sejumlah besi sesuai diperlukan.
Tuyer
Tuyer berfungsi menghembuskan udara untuk
pembakaran kokas dengan volume dan tekanan yang memadai. Jadi jumlah luas
penampang tuyer harus ditentukan secara tepat. Jumlah luas penampiag tuyer yang
terlalu kecil menyebabkan kecepatan udara terlalu tinggi jadi menurunkan
temperatur dari gas pembakaran. Sebaliknya luas yang terlalu besar menurunkan
kecepatan udara dan pembakaran yang seragam tidak tercapai.
Biasanya perbandingan tuyer ini lima sampai
enam untuk kupola kecil dan delapan sampai dua belas untuk kupola besar. Jumlah
tuyer dipilih secara empirik dalam jumlah genap.
Pengoperasian Dapur Kupola
Dalam perhitungan harga peleburan, ketahanan
lapisan tanur merupakan faktor yang ikut menentukan. Biasanya pengerjaan
pelapisan tanur dengan pemadatan biasa ataupun penyemprotan telah mencukupi
untuk dipergunakan selama satu rangkaian proses peleburan (7 – 8 jam).
Kemudian setelah itu harus dibersihkan dan
dilapisi kembali pada bagian-bagian yang terkikis. Tanur kupola yang
diopersikan menerus hingga beberapa kali rangkaian proses peleburan akan
kehilangan lebih banyak lapisan tanur, bahkan terkadang sampai menembus ke
mantel tanur. Kerusakan pada mantel ini dapat dihindari dengan pendinginan air
dari luar yang disemprotkan secara menerus disekitarnya.
Kebutuhan akan ketahanan lapisan tanur ini tidak
dapat diuraikan secara umum saja, karena pengaruh-pengaruh yang timbul di
berbagai operasi selalu berbeda. Dalam hal ini hanya dapat diperkirakan, bahwa
dari 250 – 300 mm ketebalan lapisan hanya tersisa sekitar 100 – 150 mm
ketebalan setelah selesai satu rangkaian operasi. Pengikisan dapat lebih banyak
terjadi pada pengoperasian di atas 1500 C (suhu terukur). Ketinggian pengikisan
ini tergantung dari letak daerah pencairan.
Hal-hal penting yang mempengaruhi ketahanan lapisan adalah :
• Besar maupun jenis kupola
• Persiapan tanur ( bahan, sistem, cara dan waktu pengeringan
lapisan)
• Pengoperasian kupola (lama operasi ; jumlah batu kapur ;
komposisi & jumlah terak ; komposisi
& suhu bahan yang dilebur).
2. DAPUR KRUSIBEL
Tungku
krusibel merupakan salah satu jenis
tertua dan paling sederhana dari unit mencair digunakan dalam pengecoran.
Tungku menggunakan wadah tahan api yang berisi muatan logam. Tuduhan dipanaskan
melalui konduksi panas melalui dinding wadah tersebut. Bahan bakar pemanas
biasanya coke, gas alam, minyak atau listrik. Pencairan Crucible umumnya
digunakan di mana batch kecil paduan titik leleh rendah diperlukan. Terutama
digunakan untuk mencairkan jumlah yang lebih kecil dari logam nonferrous,
tetapi juga dapat digunakan untuk logam besi, oleh pengecoran yang lebih kecil
atau untuk jalur khusus paduan.
Tungku krusibel telah
digunakan secara luas disepanjang sejarah peleburan logam. Proses pemanasan
dibantu oleh pemakaian berbagai jenis bahan bakar.Tungku ini bias dalam keadaan
diam, dimiringkan atau juga dapat dipindah-pindahkan. Dapat diaplikasikan pada
logam-logam ferro dan non-ferro
Dapur
ini melebur logam tanpa berhubungan lagsung dengan bahan pembakaran tidak
langsung (indirect fuel-fired furnance).
Tungku
wadah yang digunakan untuk mencair dan memegang batch kecil non-ferrous paduan.
Ada
dua jenis utama tungku krusibel:
·
listrik resistensi tungku,
·
gas (migas) tungku.
Dalam
gas tungku panas disediakan oleh burner diarahkan ke wadah tersebut. Dalam
tungku resistensi elemen pemanas listrik yang digunakan sebagai sumber panas.
Dalam diatas ditunjukkan 3 jenis dapur krusibel yang
biasa digunakan
:
1. krusibel
angkat (lift-out crucible),
2.
pot tetap (stationary pot),
3.
dapur tukik (tilting-pot furnance).
Krusibel angkat :
Krusibel ditempatkan didalam dapur dan dipanaskan
hingga logam mencair. Sebagai bahan bakar digunakan minyak, gas, dan serbuk
batubaru. Bila logam telah melebur, krusibel diangkat dari dapur dan digunakan
sebagai label penuangan.
Dapur pot tetap :
Dapur
tidak dapat dipindah, logam cair diambil dari kontainer dengan ladel.
Dapur tukik :
Dapat
ditukik untuk menuangkan logam cair.
Dapur krusibel digunakan untuk peleburan logam
non-besi seperti perunggu, kuningan, paduan seng dan aluminium. Kapasitas dapur umumnya
terbatas hanya beberapa ratus pound saja.
KESIMPULAN
Dapur
kupola adalah dapur yang digunakan untuk melebur besi tuang. Dapur ini
berbentuk silindrik tegak, terbuat dari baja dan bagian dalamnya dilapisi
dengan batu tahan api. Sebagai bahan bakar digunakan kokas (coke), dan
batu kapur digunakan sebagai fluks, sedang bahan bakunya adalah besi bekas dan
seringkali ditambahkan besi kasar.
Tungku
krusibel merupakan salah satu jenis
tertua dan paling sederhana dari unit mencair digunakan dalam pengecoran.
Tungku menggunakan wadah tahan api yang berisi muatan logam. Tuduhan dipanaskan
melalui konduksi panas melalui dinding wadah tersebut. Bahan bakar pemanas
biasanya coke, gas alam, minyak atau listrik. Pencairan Crucible umumnya
digunakan di mana batch kecil paduan titik leleh rendah diperlukan. Terutama
digunakan untuk mencairkan jumlah yang lebih kecil dari logam nonferrous,
tetapi juga dapat digunakan untuk logam besi, oleh pengecoran yang lebih kecil
atau untuk jalur khusus paduan.
+ comments + 1 comments
Dapur Peleburan Logam - Renviletieft Blog >>>>> Download Now
>>>>> Download Full
Dapur Peleburan Logam - Renviletieft Blog >>>>> Download LINK
>>>>> Download Now
Dapur Peleburan Logam - Renviletieft Blog >>>>> Download Full
>>>>> Download LINK
Semua umpan balik saya hargai dan jika sempat saya akan membalas pertanyaan yang menyangkut artikel di Blog ini sesegera mungkin.
1. Komentar SPAM akan dihapus segera setelah saya review
2. Pastikan Anda tidak berkomentar dengan menggunakan kata-kata kasar, sara, p*rn* dan lain-lain.
3. Jika Anda memiliki masalah cek dulu komentar, mungkin Anda akan menemukan solusi di sana.
4. Jangan Tambah Link ke tubuh komentar Anda karena saya memakai system link exchange
5. Jika perlu sebarluaskan artikel dengan cara klik tombol SHARE di atas.
Bila anda senang dengan artikel ini silahkan Join To Blog atau berlangganan geratis Artikel dari blog ini. Pergunakan vasilitas diatas untuk mempermudah anda. Bila ada masalah dalam penulisan artikel ini silahkan kontak saya melalui komentar atau share sesuai dengan artikel diatas.
Post a Comment