Fatique / Fatik

Definisi
Fatique merupakan bentuk kegagalan yang terjadi pada struktur yang disebabkan oleh tegangan dynamic dan berulang.
Contoh :
Jembatan
Pesawat terbang
Komponen mesin, dll
Kegagalan ini dinamakan fatique karena kejadian ini berlangsung dalam jangka waktu yang lama.
Cyclic Stresses
Bentuk –bentuk tegangan yang menyebabkan fatique adalah :
1. Axial (tension-compression)
2. Flexural (bending)
3. Torsional (twisting)
Tipe fluktuasi (stress – time) pembebanan ada tiga macam, yaitu :
1. Reverse Stress Cycle
Amplitudonya simetris terhadap zero stress level



Contohnya : Besar Maximum tensile stress = Besar Minimum compressive stress
2. Repeated Stress Cycle
Amplitudo besar maximum tensile stress dan besar minimum compressive stress tidak simetris terhadap zero stress level
3. Random Stress Cycle
Stress level bervariasi secara random dalam amplitudo dan frequencynya

Beberapa parameter fluktuasi stress adalah :
1. Mean stress sm
. sm = ½ (smax + smin )
2. Range of Stress
. sr = smax - smin
. sa = ½ sr
3. Stress ratio
. R = (smin / smax )
S-N Curve
Sifat fatik material dapat diketahui dari hasil laboratorium test simulasi. Pengujian fatik biasanya mengikuti ASTM Standard E 466. Proses pengujian nya mesti di design supaya menghasilkan the service stress conditions diantaranya :
- Stress level
- Time frequency
- Stress pattern,dan lain-lain.

Contoh 1. model pengujian fatik, schematic diagram of rotating –bending.

Cara pengujian fatik adalah sbb:
1. Specimen di beri siklus tegangan dengan besar amplitude maximum hingga 2/3 static tensile strengthnya. Dan saat failure jumlah siklus yang diperlukan dihitung.
2. Proses ini diulangi secara terus menerus dengan dengan mengurangi amplitude tegangan maximumnya.
3. Datanya kemudian di gambarkan sebagai kurva stress vs logarithmic jumlah cycle yang menunjukkan kegagalan setiap specimen.
4. S menunjukkan stress amplitude sa (biasanya nilai dari smax atau smin)

Contoh Kurva S-N hasil uji fatik material

Fatique limite : (endurance limits)
Merupakan nilai batas fatique failure material tidak akan terjadi
Contohnya :(seperti gbr diatas)
Steels biasanya memiliki nilai fatique limits dalam daerah 35 hingga 60% dari tensile strengthnya.

Non ferros alloy (alumunium, copper, magnesium) tidak memiliki fatique limits sehingga fatik akan terjadi tergantung pada nilai tegangannya. Yang dikenal dengan fatique strength.
Fatique strength didefinisikan sebagai level stress dimana failure akan mulai terjadi setelah sejumlah cycle pembebanan.
Fatique life (Nf) didefinisikan Jumlah siklus yang menyebabkan kegagalan pada suatu material.

Contoh S-N Curve tentang fatique strength dan fatique life

Fatique in Polymeric Materials
Polymer juga mengalami kegagalan akibat fatik dengan besar stress levelnya relative lebih rendah dibandingkan yield strengthnya. Perilaku Fatique polymer adalah lebih sensitive terhadap frequency pembebanan dibandingkan metal, siklus polymer saat saat frequency tinggi atau tegangan yang tinggi dapat menyebabkan local heating, sehingga menjadi lebih lunak.

Contoh fatique S-N curve pada beberapa polymer

Crack initiation and propagation
Proses kegagalan fatik terjadi dalam tiga tahap, yaitu :
1. Crack initiation
2. Crack propagation
3. Final failure
Fatique life, Nf merupakan penjumlahan dari crack initiation, Ni dan crack propagation, Np.
Nf = Ni + Np
Kontribusi dari tahap final failure, pada total fatique life sebenarnya tidak signifikan saat final failure terjadi secara cepat. Sedangkan proporsi dari crack initiation dan crack propagation tergantung pada material dan kondisi pengujian, yaitu :
1. Pada low stress levels ( High – cycle fatique )
Porsi terbesar dari fatique life di ditentukan oleh crack initiation.
2. Pada High stress levels ( Low – cycle fatique )
Porsi terbesarnya ditentukan oleh crack propagation. ( Np > Ni )
Crack biasanya terjadi pada permukaan dari komponen yang merupakan pusat dari konsentrasi tegangan. Pembentukan crack bermula pada goresan pada permukaan, fillet yang tajam, keyways, threads, dll. Disamping itu cyclic loading juga bisa menghasilkan microscopis surface discontinuitas hasil dari dislocation slip steps yang juga bisa miningkatkan stress, sehingga menimbulkan initial crack.

Schematic representation showing stages I and II of fatique crack propagation in polycrystalline
Bila inti crack terbentuk maka akan segera tumbuh dengan sangat lambat pada metal polycristaline,ini akan terjadi di sepanjang bidang crystallographic. Tahap ini dinamakan stage I propagation. Tahap ini kemudian kemudian berlanjut dengan stage II propagation, dimana pertambahan panjang crack meningkat secara dramatis, dalam arah yang tegak lurus arah tegangan tariknya. Selama tahap ini proses pertumbuhan crack dengan repetitive crack tip plastic blunting and sharpening, seperti gbr berikut.



Fatique crack propagation mechanism( Stage II )
Daerah permukaan patahan yang terbentuk selama stage II propagation di nyatakan dengan dua type tanda yaitu
1. Beachmarks
2. Striations
Kedua bentuk ini menunjukkkan posisi dari crack tip pada beberapa titik dan muncul sebagai concentric ridges yang berkembang dari crack initiation . bisanya berbentuk circular atau semicircular. Beachmarks ( biasa disebut juga clamshell) bentuknya bisa dilihat dengan mata telanjang.
Tanda ini biasanya muncul pada komponen2 yang di interruption selama stage II. Contahnya adalah mesin – mesin yang dioperasikan selama normal works hours. Masing-masing beachmark band menunjukkan periode waktu dimana crack growth terjadi.
Fatique Striation merupakan fenomena microskopis dan hanya dapat dilihat dengan pengamatan menggunakan SEm atau TEM.
Keberadaan kedua type tanda ini (beachmark dan striation) merupakan tanda failure karena fatique. Sedangan bila tidak ada kedua tanda ini bisa dipastikan failure bukan karena fatique.

Fracture surface of rotating steel shaft that experienced fatique failure. Beachmark are visible in photograph


Transmision Electron Fractograph showing fatique striations in alumunium
Crack Propagation Rate
Tujuan
1. Pengukuran kecepatan pertumbuhan crack adalah diharapkan dapat meminimalkan terjadinya fatique failure.
2. Mengembangkan criteria untuk memprediksi fatique life dengan berdasarkan parameter material dan stress.
Hasil studi tentang crack menunjukkan bahwa usia struktur tergantung pada kecepatan dari pertumbuhan crack. Selama stage II propagation crack tumbuh dari ukuran yang sangat kecil hingga ukuran yang memiliki panjang kritis. Berdasarkan hasil percobaan yang memonitor panjang crack selama cyclic stresses . menunjukkan seperti pada gambar berikut.

Crack length versus the number of cycles at stress levels s1 dan s2 for fatique study
Berdasarkan gbr diatas :
Initial crack length ao untuk kedua jenis pembebanan sama. Kecepatan pertumbuhan crack da/dN yang merupakan slope (gradient) pada beberapa titik dari kurva.
Berdasarkan kurva tersebut :
1. Awalnya growth rate kecil, tetapi meningkat dengan peningkatan ukuran crck length
2. Growth rate meningkat dengan meningkatnya stress level dan untuk panjang crack tertentu (a1 dalam gbr 9.37)
Fatique crack propagation rate selama stage II adalah fungsi bukan saja stress level dan crack size tetapi juga variable materials.
Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut :
(da/dN) = A (Δ K)m
Parameter :
A dan m constants for the particular materials, which also depend on environment, frequency, dan stress ratio. (m bernilai dari 1 sd 6 )

ΔK = Kmax – Kmin = Stress intensity factor range at crack tip

crack growth dihentikan atau diabaikan untuk bagian compression dari stress cycle, jika smin adalah compressible maka Kmin dan smin adalah nol. ΔK = Kmax dan Δs =smax

Schematic representation of logarithmic fatique crack propagation rate vs log stress intensity factor range ΔK
Pada daerah dengan label I
(Pada daerah low stress level dan small crack sizes) preexisting crack tidak akan tumbuh akibat cyclic loading.
Pada daerah dengan label III
Crack growth tumbuh dengan cepat sehingga fracture sangat cepat terjadi.
Pada daerah dengan label II
- Merupakan daerah linier
- Konsisten dengan persamaan da/dN = A(ΔK)m

Tujuan dari failure analysis adalah
1. Dapat memprediksi fatique life untuk beberapa komponen
2. Memberikan services constraint (maintenance)
3. Laboratory test data


CONTOH SOAL FATIQUE LIFE PREDICTION
Lembaran steel yang relative besar mengalami tegangan cyclic tarik dan kompresi dengan besar 100 MPa dan 50 MPa. Berdasarkan pengujian diperkirakan bahwa surface crack terbesar adalah 2 . 0 mm. (2 x 0.001 m). Tenetukan fatique life dari lembaran steel ini jika plane strain fracture toughness adalah 25 MPa√m dan nilai m dan A adalah 3 dan 1.0 x 0.000 000 000 001. Untuk Δs dalam MPa dan a dalam meter. Assumsikan bahwa parameter Y tidak tergantung pada panjang crack dan bernilai 1.0
Jawaban
Pertama hitung panjang kritis crack (critical crack length) ac,
Dan assumsikan tegangannya adalah 100 MPa.

Dimana :
.KIc = 25 MPa√m
.s=100 MPa
.Y = 1
Maka nilai critical crack length nya :
.ac = 0.02 m
Dengan menggunakan atas terbawah, ao = 0.002 m. dan batas atasnya, ac = 0.02 m. Besar Δs = 100 MPa untuk tensile stress dan smin adalah compression.
Maka fatique life Nf nya dapat kita hitung besarnya adalah

Nf =5.49 x 106 cycle


FACTOR – FACTOR YANG MEMPENGARUHI FATIQUE LIFE
Beberapa faktor yang mempengaruhi fatik life adalah:
1. Mean stress level
2. Geometrical design
3. Surface effect
4. Metallurgical variables
5. The environment

Sistem Kendali / Kontrol Magnetic Switch Multifunctions

Prinsip Kerja
Magnetic switch multifuntion ini merupakan alat sederhana yang memanfaatkan saklar magnet sebagai pemutus dan penghubung secara otomatis sebagai pengganti saklar manual  arus. Saklar ini dipasang pada pengunci pintu kamar mandi atau toilet. Ketika pintu dibuka dan dikunci dari dalam, saklar ini nantinya akan menyalurkan tegangan dari baterai diteruskan fan, alarm, lampu LED, dan lampu bohlam sehingga semua komponen akan menyala secara bersamaan. Semua komponen ini dihubungkan secara paralel, jadi apabila ada salah satu komponen yang mati maka tidak akan berpengaruh pada komponen lainnya.
Pada saat kunci ditarik dan pintu dibuka dari dalam, secara otomatis saklar akan memutus arus rangkaian sehingga semua komponen mati. Kelebihan dari alat ini meskipun pintu kamar mandi atau toilet dibuka atau ditutup dari luar, maka sistem ini tidak bekerja karena sistem hanya akan bekerja ketika pintu dikunci dari dalam.
Gambar benda kerja:
Gambar komponen sistem dan fungsinya:
1. Baterai AA berfungsi sebagai penyuplai tenaga pada rangkaian sistem.
2. Saklar Magnet berfungsi sebagai pemutus dan penghubung arus pada rangkaian sistem .
3. Fan berfungsi sebagai indikator pengatur udara (ventilator).
4. Alarm berfungsi sebagai indikator peringatan atau bisa juga diaplikasikan menjadi music player.
5. Lampu LED berfunsi sebagai indicator bahwa ruangan sedang digunakan.
6. Lampu Bohlam berfungsi sebagai indicator penerangan ruangan.
Tabel Spesifikasi Masing-Masing Komponen.
NoNamaTegangan (volt)Arus (ampere)JumlahKeterangan
1Baterai AA1,5-46 volt
2Saklar Magnet--1-
3Fan120,2510,12 A
4Alarm60,110,017 A
5LED + Hambatan 1k-150,0006 A
6Lampu Bohlam2,50,511.2 A







Aplikasi
  • Rangkaian sistem ini merupakan model yang dapat digunakan sebagai fasilitas untuk kamar mandi/toilet.
  • Dapat dipasang pada pintu sehingga tidak perlu menyalakan saklar secara manual karena secara otomatis saklar berada pada kondisi  ON ketika pintu dikunci dan OFF saat pintu tidak dikunci meskipun pintunya tertutup.
  • Lampu LED yang dipasang di depan pintu bagian atas sebagai indikator kamar mandi/toilet sedang dipakai atau tidak.

Blok Diagram

Flowchart
Aplikasi dari sistem:
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan:
  • Rangkaian sistem ini tergolong sistem control ON/OFF (ON/OFF Gontrol System) dan tergolong sistem terbuka (Open-Loop Control System) karena tidak menggunakan umpan balik (feedback)
  • Rangkaian sistem ini dapat diaplikasikan sebagai saklar otomatis yang dipasang pada pengunci pintu kamar mandi/toilet sehingga tidak perlu lagi menggunakan saklar manual.
Saran:
  • Sebagai penelitian lebih lanjut, diharapkan alat ini dapat dikembangkan menjadi alat yang lebih canggih dan lebih kompleks kegunaannya untuk membantu aktivitas manusia.
  • Rangkaian model sistem ini hendaknya dapat diaplikasikan dan diwujudkan kedalam produk nyata agar bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.

Perlakuan Panas / Heat Treatment pada Aluminium Paduan

Heat treatment merupakan suatu proses pemanasan dan pendinginan yang terkontrol, dengan tujuan mengubah sifat fisik dan sifat mekanis dari suatu bahan atau logam sesuai dengan yang dinginkan. (Kamenichny, 1969: 74). Proses dalam heat treatmentmeliputi heating, colding, dan cooling. Adapun tujuan dari masing-masing proses yaitu :
  1. Heating :  proses pemanasan sampai temperatur tertentu dan dalam periode waktu. Tujuannya untuk memberikan kesempatan agar terjadinya perubahan struktur dari atom-atom dapat menyeluruh.
  2. Holding :  proses penahanan pemanasan pada temperatur tertentu, bertujuan untuk memberikan kesempatan agar terbentuk struktur yang teratur dan seragam sebelum proses pendinginan.
  3. Cooling :  proses pendinginan dengan kecepatan tertentu, bertujuan untuk mendapatkan struktur dan sifat fisik maupun sifat mekanis yang diinginkan.

Perlakuan Panas Aluminium Paduan
Perlakuan panas pada aluminium paduan dilakukan dengan memanaskan sampai terjadi fase tunggal kemudian ditahan beberapa saat dan diteruskan dengan pendinginan cepat hingga tidak sempat berubah ke fase lain. Jika bahan tadi dibiarkan untuk jangka waktu tertentu maka terjadilah proses penuaan (aging). Perubahan akan terjadi berupa presipitasi (pengendapan) fase kedua yang dimulai dengan proses nukleasi dan timbulnya klaster atom yang menjadi awal dari presipitat. Presipitat ini dapat meningkatkan kekuatan dan kekerasannya. Proses ini merupakan proses  age hardening yang disebut natural aging. Jika setelah dilakukan pendinginan cepat kemudian dipanaskan lagi hingga di bawah temperatur solvus (solvus line) kemudian ditahan dalam jangka waktu yang lama dan dilanjutkan dengan pendinginan lambat di udara disebut proses penuaan buatan (artificial aging).

Gambar 1. Diagram fasa perubahan mikrostruktur paduan Al-Cu,

Sumber : William K. Dalton : 259.

Proses dari pemanasan awal hingga pendinginan cepat disebut proses perlakuan pelarutan (solution treatment), dan proses sesudahnya disebut proses perlakuan pengendapan (precipitation treatment).

Mekanisme Pengerasan
Untuk menjelaskan mekanisme terjadinya pengerasan, sebagai contoh diambil untuk diagram fase Al-Cu. Dari diagram tampak bahwa kelarutan Cu dalam Al menurun dengan menurunnya temperatur. Suatu paduan dengan 4 % Cu mulai membeku di titik 1 dengan membentuk dendrit larutan padat a. Dan pada titik 2 seluruhnya sudah membeku menjadi larutan padat a dengan 4 % Cu. Pada titik 3 kelarutan Cu dalam Al mencapai batas jenuhnya, bila temperaturnya diturunkan akan ada Cu yang keluar dari larutan padat a berupa CuAl2. Makin rendah temperaturnya makin banyak Cu-Al yang keluar. Pada gambar struktur mikro Al-Cu tampak partikel CuAl tersebar didalam matriks a.
Dengan pemanasan kembali sampai diatas garis solvus (titik 3) semua Cu larut kembali di dalam a. Dengan pendingan cepat (quench) Cu tidak sempat keluar dari a. Pada suhu kamar struktur masih tetap berupa larutan padat a fase tunggal Sifatnyapun masih belum berubah. Masih tetap lunak dan sedikit ulet. Dalam keadaan ini larutan dikatakan sebagai larutan yang lewat jenuh karena mengadung soluteyang melampaui batas jenisnya untuk temperatur itu. Setelah beberapa saat larutan yang lewat jenuh ini akan mengalami perubahan kekerasan dan kekuatan. Menjadi lebih kuat dan keras , tetapi struktur mikro tidak tampak mengalami perubahan .
Penguatan ini terjadi karena timbulnya partikel CuAl2 (fase q) yang berpresipitasi di dalam kristal a. Presipitat ini sangat kecil tidak tampak di mikroskop (submicroscopic) dan akan menyebabkan  terjadinya tegangan pada lattis kristal a di sekitar presipitat ini . Karena presipitat tersebar merata didalam lattis kristal. Maka dapat dikatakan  seluruh lattis menjadi tegang mengakibatkan kekuatan dan kekerasan menjadi lebih tinggi. Struktur mikro dari presipitasi Al-Cu dapat dilihat pada gambar berikut ini :
Micrograph showing Cu rich GP zones in Al-4%Cu, aged for 6 hours at 180 °C.


Micrograph showing θ’ precipitates in Al-4%Cu, aged for 2 hours at 200 °C


Micrograph showing θ precipitates in Al-4%Cu, aged for 45 mins at 450 °C.

Gambar 2. Presipitasi Al-Cu, http://www.aluminium.matter.org.uk/.

Aging dapat dilakukan dengan membiarkan larutan lewat jenuh itu pada temperatur kamar selama beberapa waktu. Dinamakan  natural aging atau dengan memanaskan kembali larutan lewat jenuh itu ke temperatur di bawah garis solvus dan dibiarkan pada temperatur tersebut selama beberapa saat. Dinamakan artficial aging Bila agingtemperatur terlalu tinggi dan atau aging time terlalu panjang maka partikel yang terjadi akan terlalu besar (sudah mikroskopik) sehingga effek penguatannya akan  menurun bahkan menghilang sama sekali, dan ini dinamakan over aged.
Proses precipitation hardening atau hardening dapat dibagi menjadi beberapa tahap yaitu:
  1. Solution treatment, yaitu memanaskan paduan hingga diatas solvus line.
  2. Mendinginkan kembali dengan cepat (quenching)
  3. Aging, yaitu  menahan pada suatu temperatur tertentu (temperatur kamar atau temperatur dibawah solvus line) selang waktu tertentu.
Paduan Aluminium lainnya yang dapat di perlakukan panas sebagaimana diagram fasa di bawah ini :
1. Paduan Al-Mg dengan kadar Mg kurang dari 17,1 % termasuk yang heat treatablekarena jika dipanaskan di atas garis solvus mampu mencapai fasa tunggal.

2.  Paduan Al-Si masuk kategori non heat tretable, tetapi untuk paduan Al-Si dengan kadar Si kurang dari 1,6 sebagaimana diagram fasa di bawah ini masih memungkinkan Al-Si mencapai fasa tunggal jika dipanaskan di atas garis solvus. Berarti memungkinkan untuk di heat treatmen.

3. Paduan Al-Cu dengan kadar Cu kurang dari 5,65 % juga heat treatable.

Aluminium Murni dan Aluminium Paduan



Penggunaan aluminium sebagai logam berada pada urutan yang kedua setelah besi dan baja, dan merupakan urutan tertinggi diantara logam non ferro. Aluminium merupakan logam ringan yang mempunyai ketahanan korosi yang baik, hantaran listrik yang baik dan sifat-sifat lainnya. Untuk menambah sifat mekaniknya, ditambahkan Cu, Mg, Si, Mn, Zn, Ni dan sebagainya, secara satu persatu atau bersama-sama. Dengan penambahan unsur-unsur tadi akan berpengaruh terhadap sifat baik lainnya, seperti ketahanan korosi, ketahanan aus, koefisien pemuaian rendah dan lain-lain.

Material ini dipergunakan dalam bidang yang luas, bukan saja untuk peralatan rumah tangga tapi juga dipakai untuk material pesawat terbang, mobil, kapal laut, konstruksi dan penggunaan lainnya.




1.    Aluminium Murni

Aluminium dapat mencapai kemurnian 99,85%, dengan mengolah kembali dapat mencapai kemurnian 99,99%. Ketahanan korosi dari aluminium berubah menurut kemurniannya. Pada umumnya untuk kemurnian 99,0% atau di atasnya dapat digunakan di udara dan akan bertahan dalam waktu beberapa tahun. Hantaran listrik Al sekitar 65% hantaran listrik tembaga, tetapi massa jenisnya sekitar sepertiganya sehingga memungkinkan untuk memperluas penampangnya. Oleh karena itu dapat digunakan untuk kabel dan dibentuk lembaran tipis (aluminium foil).

2.    Paduan Aluminium

Paduan Al di klasifikasikan dalam berbagai standard oleh berbagai negara di dunia.Standard Aluminium Association (AA) di Amerika menggunakan penandaan dengan empat angka sebagai berikut :
1xxx adalah Al Murni
2xxx adalah Al – Cu
3xxx adalah Al – Mn
4xxx adalah Al –Si
5xxx adalah Al – Mg
6xxx adalah Al – Mg – Si
7xxx adalah Al – Zn

Sebagai contoh paduan Al-Cu dinyatakan dengan angka 2xxx atau 2000, angka pada tempat kedua menyatakan modifikasi paduan. Jika angka kedua dalam penandaan ini menunjukan nol, hal ini menyatakan paduan yang orisinil. Urutan angka 1 sampai 9 digunakan untuk menunjukan modifikasi dari paduan orisinil, untuk paduan percobaan diberi penandaan awalan X. Dalam paduan Al perubahan yang berarti dari material disebabkan perlakuan panas, seperti 7075-T6.

a.         Paduan Al – Cu dan Al – Cu – Mg (seri 2000)

Mengandung 4% Cu dan 0.5% Mg dan paduan ini dinamakan duralumin. Salah satu duralumin adalah paduan 2017, komposisi standarnya adalah aluminium dengan kandungan 4% Cu, 0.5% Mg, 0.5% Mn. Paduan yang ditingkatkan magnesiumnya dari komposisi standar, yaitu aluminium dengan kandungan 4.5% Cu, 1.5% Mg, 0.5% Mn yang disebut paduan 2024. Paduan yang mengandung Cu mempunyai ketahanan korosi yang jelek, jadi apabila ketahanan korosi diperlukan permukaannya dilapisi dengan Al murni atau paduan Al yang tahan korosi, material yang telah dilapisi tersebut disebut Al clad.

b.         Paduan Al – Mn (seri 3000)

Mn (mangan) adalah unsur yang memperkuat Al tanpa mengurangi ketahanan korosi, dan digunakan untuk membuat paduan yang tahan korosi. Paduan aluminium dengan kandungan 1.2% Mn dan 1% Mg disebut paduan 3003 yang dipergunakan sebagai paduan tahan korosi.

c.         Paduan Al – Si (seri 4000)

Paduan Al – Si sangat baik kecairannya dan cocok untuk paduan coran. Paduan ini mempunyai ketahanan korosi yang baik, sangat ringan, koefisien pemuaian yang rendah dan sebagai penghantar panas dan listrik yang baik. Material ini biasa dipakai untuk torak motor dan sebagai filler las (setelah dilakukan beberapa perbaikan komposisi).

d.        Paduan Al – Mg (seri 5000)

Mempunyai ketahanan korosi yang sangat baik, dengan kandungan 2–3% Mg (magnesium) mempunyai sifat mudah ditempa, diroll dan diekstrusi. Paduan 5056 merupakan paduan yang paling kuat dalam seri ini. Paduan 5083 yang dianil adalah paduan dengan 4.5% Mg, sifatnya kuat dan mudah dilas, digunakan sebagai tangkiLNG.

e.         Paduan Al - Mg – Si (seri 6000)

Paduan ini mempunyai kekuatan yang kurang baik sebagai bahan tempaan dibandingkan dengan paduan-paduan lainnya. Tetapi sangat liat, sangat baik mampu bentuknya untuk penempaan, ekstrusi dan lain-lain. Salah satu paduan seri 6000 adalah 6063 yang banyak digunakan untuk rangka konstruksi.

f.          Paduan Al – Zn (serie 7000)

Yaitu suatu paduan yang terdiri dari aluminium, 5.5% Zn, 2.5% Mn, 1.5% Cu, 0.3% Cr, 0.2% Mn ini dinamakan paduan 7075. Paduan ini mempunyai kekuatan tertinggi diantara paduan-paduan lainnya. Penggunaan paduan ini kebanyakan untuk bahan konstruksi pesawat terbang, selain itu banyak digunakan sebagai bahan konstruksi.

Update Scores dan Standing Barclay's Primer League (BPL) + UEFA Football


Main Game Online Counter Strike dan Pinalty Kick Challenge


Update Scores dan Klasemen Indonesia Primer League (IPL)


Update Scores dan Klasemen Indonesia Super League (ISL)


Download FastStone Capture 7.4 Full + Serial Key



FastStone Capture 7.4 adalah aplikasi yang dapat Anda gunakan untuk screen capture dan perekam layar video desktop Anda. Dengan FastStone Capture 7.4 Anda dapat memotret desktop atau jendela yang sedang Anda buka, Anda pun dapat membuat aktivitas layar desktop berupa video. Selain itu Anda dapat mengedit gambar dan video yang telah Anda buat dengan FastStone Capture 7.4.


Features:

  •  A small handy Capture Panel that provides quick access to its capture tools and output options
  • Global hotkeys to activate screen capturing instantly
  • Capture windows, objects, menus, full screen, rectangular/freehand regions and scrolling windows/web pages
  • Capture multiple windows and objects including multi-level menus
  • Record screen activities including onscreen changes, speech from microphone, mouse movements and clicks into highly compressed video files (Windows Media Video format). A built-in video editor allows you to draw annotations, apply zoom effects and cut unwanted sections
  • Options to specify output destination (internal editor, clipboard, file, printer ...)
  • Draw annotation objects such as texts, arrowed lines, highlights, watermarks, rectangles and circles
  • Apply effects such as drop-shadow, frame, torn-edge and fade-edge 
  • Add image caption
  • Resize, crop, rotate, sharpen, brighten, adjust colors ...
  • Undo/Redo
  • Support external editors
  • Save in BMP, GIF, JPEG, PCX, PNG, TGA, TIFF and PDF formats
  • Acquire images from scanner
  • Convert images to multi-page PDF file
  • Send captured images by email
  • Send captured images to Word and PowerPoint documents
  • Send captured images to a Web (FTP) server
  • Screen Color Picker
  • Screen Magnifier
  • Screen Ruler
  • Support multiple monitors
  • Run when Windows starts (optional)
  • Minimize to System Tray area
  • Small footprint in memory
  • And many more ...

Changelog:

  • Improved the screen recorder: 
  1. Added an option (for Vista, Windows 7 and 8) to record audio from both microphone and speakers at the same time
  2. Added an option to repeat the last screen recording
  • Improved the video editor. Now you can:
  1. Remove unwanted sections from a screen video
  2. Save a video frame to a file or copy it to Clipboard
  3. Drag and drop a video file onto the screen recorder's panel to open it in the video editor
  • Improved the Auto Caption tool
  • Improved compatibility with Windows 8 RTM
  • Other minor improvements and bug fixes

Download:

 
Copyright © 2012 - 2015 Renviletieft Blog - All Rights Reserved
Template Craeted by : RenvileTieft Blog
Proudly Powered by Blogger