Sunday, November 3, 2013

Perayaan Malam Satu Suro di Surakarta / Solo

 

Malam 1 (Satu) Suro atau 1 Muharam bagi sebagian masyarakat Jawa (khususnya) masih dianggap sakral. Terlebih jika malam satu Suro tersebut jatuh pada malam Selasa Pon (5 November 2013).  Berbagai ritual (atau) tradisi senantiasa mengiringi malam satu Suro. Diantaranya ada yang tapa bisu, kungkum, ataupun sekedar tirakatan dengan cara lek-lekan secara bersama-sama di pos ronda. Tradisi unik menyambut satu Suro juga ada di Kota Surakarta tepatnya di Keraton Kasunanan Surakarta. Tradisi unik yang diadakan rutin setahun sekali tersebut yakni Kirab Kebo Bule dan Pusaka Keraton.

Setiap malam 1 muharam atau terkenal malam satu Suro , maka kraton Solo akan menggelar ritual Jamas dan Kirab Pusaka Kraton, ikut serta juga dalam acara kirab tersebut beberapa ekor kebo bule ( Kerbau ) yang di juluki Kebo Kyai Slamet . Acara kirab pusaka ini berangkat dari kraton Solo tepat pada jam 12 malam dan mengelilingi beberapa jalan protokol di kota Solo dengan di iringi oleh punggawa istana dan para pasukan istana. Upacara ini di gelar untuk menghormati dan sekaligus memperingati Bulan Suro ( Muharam ) .
Kegiatan Kirab ini hingga sekarang selalu menjadi salah satu momentum yang paling meriah di kota Solo , dan selalu menarik minat masyarakat kota Solo pada khususnya untuk melihat dan mengikuti prosesi ini . Banyak juga masyarakat di sekitar kota solo , bahkan dari luar kota dan para turis asing sangat antusias mengikuti acara tradisional tersebut .

Apabila upacara kirab yang di ikutkan di dalamnya Kebo kyai slamet tersebut benar benar sangat di tunggu oleh masyarakat . Acara yang sudah menjadi kegiatan rutin Kraton solo tersebut , selainkan menampilkan mitos dan legenda kebo kyai slamet , juga bermacam macam keris dan tosan aji istan lainnya yang di arak keliling dengan sebuah prosesi upacara spiritual dan kental sekali dengan budaya Jawa .

13528737471879809729

Kebo bule atau kerbau albino ini memang binatang peliharaan Keraton Surakarta. Konon nenek moyang kerbau ini merupakan binatang kesayangan Sri Susuhunan Pakubuwono II. Sehingga kebo bule ini dikeramatkan, dan menjadi salah satu pusaka paling penting di Keraton Surakarta Hadiningrat. Kirab atau arak-arakan Kebo bule ini sendiri biasanya dimulai pada tengah malam. Kerbau (yang kandangnya ada di alun-alun kidul), tanpa digiring akan berjalan sendiri menuju halaman keraton.  Jika sudah begitu, berarti kirab siap dimulai.
1352876236588465547

Kebo atau kerbau bule ini sering disebut dengan kebo kyai Slamet lantaran secara turun temurun, kerbau albino ini dipercaya sebagai penunggu pusaka kyai slamet (salah satu pusaka milik keraton Surakarta yang kasat mata).  Dalam kirab malam satu Suro, kebo kyai Slamet selalu berada di barisan paling depan sekaligus bertindak sebagai cucuk lampah kirab. Di belakangnya menyusul barisan para Putra Sentana Dalem (kerabat keraton) yang membawa pusaka, lampu-lampu keraton maupun obor bambu dengan mengenakan busana Jawi lengkap, kemudian diikuti oleh masyarakat Solo dan sekitarnya yang hendak menyaksikan acara kirab secara langsung.

13528751111392191095

Kirab biasanya dimulai dari halaman keraton menuju alun-alun utara, Gladak, Jl. Mayor Kusmanto, Jl. Kapten Mulyadi, Jl. Veteran, Jl. Yos Sudarso, Jl. Slamet Riyadi, Gladak, dan kembali ke keraton atau lebih kurang sejauh 3 km. Adapun kirab tersebut dimaksudkan sebagai penolak bala.

Anda tertarik dan ingin menyaksikan secara langsung kemeriahan kirab 1 Suro ini?
Monggo, tindhak dhateng Solo!



No comments:

Post a Comment