Perlakuan Panas / Heat Treatment pada Aluminium Paduan

Heat treatment merupakan suatu proses pemanasan dan pendinginan yang terkontrol, dengan tujuan mengubah sifat fisik dan sifat mekanis dari suatu bahan atau logam sesuai dengan yang dinginkan. (Kamenichny, 1969: 74). Proses dalam heat treatmentmeliputi heating, colding, dan cooling. Adapun tujuan dari masing-masing proses yaitu :
  1. Heating :  proses pemanasan sampai temperatur tertentu dan dalam periode waktu. Tujuannya untuk memberikan kesempatan agar terjadinya perubahan struktur dari atom-atom dapat menyeluruh.
  2. Holding :  proses penahanan pemanasan pada temperatur tertentu, bertujuan untuk memberikan kesempatan agar terbentuk struktur yang teratur dan seragam sebelum proses pendinginan.
  3. Cooling :  proses pendinginan dengan kecepatan tertentu, bertujuan untuk mendapatkan struktur dan sifat fisik maupun sifat mekanis yang diinginkan.

Perlakuan Panas Aluminium Paduan
Perlakuan panas pada aluminium paduan dilakukan dengan memanaskan sampai terjadi fase tunggal kemudian ditahan beberapa saat dan diteruskan dengan pendinginan cepat hingga tidak sempat berubah ke fase lain. Jika bahan tadi dibiarkan untuk jangka waktu tertentu maka terjadilah proses penuaan (aging). Perubahan akan terjadi berupa presipitasi (pengendapan) fase kedua yang dimulai dengan proses nukleasi dan timbulnya klaster atom yang menjadi awal dari presipitat. Presipitat ini dapat meningkatkan kekuatan dan kekerasannya. Proses ini merupakan proses  age hardening yang disebut natural aging. Jika setelah dilakukan pendinginan cepat kemudian dipanaskan lagi hingga di bawah temperatur solvus (solvus line) kemudian ditahan dalam jangka waktu yang lama dan dilanjutkan dengan pendinginan lambat di udara disebut proses penuaan buatan (artificial aging).

Gambar 1. Diagram fasa perubahan mikrostruktur paduan Al-Cu,

Sumber : William K. Dalton : 259.

Proses dari pemanasan awal hingga pendinginan cepat disebut proses perlakuan pelarutan (solution treatment), dan proses sesudahnya disebut proses perlakuan pengendapan (precipitation treatment).

Mekanisme Pengerasan
Untuk menjelaskan mekanisme terjadinya pengerasan, sebagai contoh diambil untuk diagram fase Al-Cu. Dari diagram tampak bahwa kelarutan Cu dalam Al menurun dengan menurunnya temperatur. Suatu paduan dengan 4 % Cu mulai membeku di titik 1 dengan membentuk dendrit larutan padat a. Dan pada titik 2 seluruhnya sudah membeku menjadi larutan padat a dengan 4 % Cu. Pada titik 3 kelarutan Cu dalam Al mencapai batas jenuhnya, bila temperaturnya diturunkan akan ada Cu yang keluar dari larutan padat a berupa CuAl2. Makin rendah temperaturnya makin banyak Cu-Al yang keluar. Pada gambar struktur mikro Al-Cu tampak partikel CuAl tersebar didalam matriks a.
Dengan pemanasan kembali sampai diatas garis solvus (titik 3) semua Cu larut kembali di dalam a. Dengan pendingan cepat (quench) Cu tidak sempat keluar dari a. Pada suhu kamar struktur masih tetap berupa larutan padat a fase tunggal Sifatnyapun masih belum berubah. Masih tetap lunak dan sedikit ulet. Dalam keadaan ini larutan dikatakan sebagai larutan yang lewat jenuh karena mengadung soluteyang melampaui batas jenisnya untuk temperatur itu. Setelah beberapa saat larutan yang lewat jenuh ini akan mengalami perubahan kekerasan dan kekuatan. Menjadi lebih kuat dan keras , tetapi struktur mikro tidak tampak mengalami perubahan .
Penguatan ini terjadi karena timbulnya partikel CuAl2 (fase q) yang berpresipitasi di dalam kristal a. Presipitat ini sangat kecil tidak tampak di mikroskop (submicroscopic) dan akan menyebabkan  terjadinya tegangan pada lattis kristal a di sekitar presipitat ini . Karena presipitat tersebar merata didalam lattis kristal. Maka dapat dikatakan  seluruh lattis menjadi tegang mengakibatkan kekuatan dan kekerasan menjadi lebih tinggi. Struktur mikro dari presipitasi Al-Cu dapat dilihat pada gambar berikut ini :
Micrograph showing Cu rich GP zones in Al-4%Cu, aged for 6 hours at 180 °C.


Micrograph showing θ’ precipitates in Al-4%Cu, aged for 2 hours at 200 °C


Micrograph showing θ precipitates in Al-4%Cu, aged for 45 mins at 450 °C.

Gambar 2. Presipitasi Al-Cu, http://www.aluminium.matter.org.uk/.

Aging dapat dilakukan dengan membiarkan larutan lewat jenuh itu pada temperatur kamar selama beberapa waktu. Dinamakan  natural aging atau dengan memanaskan kembali larutan lewat jenuh itu ke temperatur di bawah garis solvus dan dibiarkan pada temperatur tersebut selama beberapa saat. Dinamakan artficial aging Bila agingtemperatur terlalu tinggi dan atau aging time terlalu panjang maka partikel yang terjadi akan terlalu besar (sudah mikroskopik) sehingga effek penguatannya akan  menurun bahkan menghilang sama sekali, dan ini dinamakan over aged.
Proses precipitation hardening atau hardening dapat dibagi menjadi beberapa tahap yaitu:
  1. Solution treatment, yaitu memanaskan paduan hingga diatas solvus line.
  2. Mendinginkan kembali dengan cepat (quenching)
  3. Aging, yaitu  menahan pada suatu temperatur tertentu (temperatur kamar atau temperatur dibawah solvus line) selang waktu tertentu.
Paduan Aluminium lainnya yang dapat di perlakukan panas sebagaimana diagram fasa di bawah ini :
1. Paduan Al-Mg dengan kadar Mg kurang dari 17,1 % termasuk yang heat treatablekarena jika dipanaskan di atas garis solvus mampu mencapai fasa tunggal.

2.  Paduan Al-Si masuk kategori non heat tretable, tetapi untuk paduan Al-Si dengan kadar Si kurang dari 1,6 sebagaimana diagram fasa di bawah ini masih memungkinkan Al-Si mencapai fasa tunggal jika dipanaskan di atas garis solvus. Berarti memungkinkan untuk di heat treatmen.

3. Paduan Al-Cu dengan kadar Cu kurang dari 5,65 % juga heat treatable.

Aluminium Murni dan Aluminium Paduan



Penggunaan aluminium sebagai logam berada pada urutan yang kedua setelah besi dan baja, dan merupakan urutan tertinggi diantara logam non ferro. Aluminium merupakan logam ringan yang mempunyai ketahanan korosi yang baik, hantaran listrik yang baik dan sifat-sifat lainnya. Untuk menambah sifat mekaniknya, ditambahkan Cu, Mg, Si, Mn, Zn, Ni dan sebagainya, secara satu persatu atau bersama-sama. Dengan penambahan unsur-unsur tadi akan berpengaruh terhadap sifat baik lainnya, seperti ketahanan korosi, ketahanan aus, koefisien pemuaian rendah dan lain-lain.

Material ini dipergunakan dalam bidang yang luas, bukan saja untuk peralatan rumah tangga tapi juga dipakai untuk material pesawat terbang, mobil, kapal laut, konstruksi dan penggunaan lainnya.




1.    Aluminium Murni

Aluminium dapat mencapai kemurnian 99,85%, dengan mengolah kembali dapat mencapai kemurnian 99,99%. Ketahanan korosi dari aluminium berubah menurut kemurniannya. Pada umumnya untuk kemurnian 99,0% atau di atasnya dapat digunakan di udara dan akan bertahan dalam waktu beberapa tahun. Hantaran listrik Al sekitar 65% hantaran listrik tembaga, tetapi massa jenisnya sekitar sepertiganya sehingga memungkinkan untuk memperluas penampangnya. Oleh karena itu dapat digunakan untuk kabel dan dibentuk lembaran tipis (aluminium foil).

2.    Paduan Aluminium

Paduan Al di klasifikasikan dalam berbagai standard oleh berbagai negara di dunia.Standard Aluminium Association (AA) di Amerika menggunakan penandaan dengan empat angka sebagai berikut :
1xxx adalah Al Murni
2xxx adalah Al – Cu
3xxx adalah Al – Mn
4xxx adalah Al –Si
5xxx adalah Al – Mg
6xxx adalah Al – Mg – Si
7xxx adalah Al – Zn

Sebagai contoh paduan Al-Cu dinyatakan dengan angka 2xxx atau 2000, angka pada tempat kedua menyatakan modifikasi paduan. Jika angka kedua dalam penandaan ini menunjukan nol, hal ini menyatakan paduan yang orisinil. Urutan angka 1 sampai 9 digunakan untuk menunjukan modifikasi dari paduan orisinil, untuk paduan percobaan diberi penandaan awalan X. Dalam paduan Al perubahan yang berarti dari material disebabkan perlakuan panas, seperti 7075-T6.

a.         Paduan Al – Cu dan Al – Cu – Mg (seri 2000)

Mengandung 4% Cu dan 0.5% Mg dan paduan ini dinamakan duralumin. Salah satu duralumin adalah paduan 2017, komposisi standarnya adalah aluminium dengan kandungan 4% Cu, 0.5% Mg, 0.5% Mn. Paduan yang ditingkatkan magnesiumnya dari komposisi standar, yaitu aluminium dengan kandungan 4.5% Cu, 1.5% Mg, 0.5% Mn yang disebut paduan 2024. Paduan yang mengandung Cu mempunyai ketahanan korosi yang jelek, jadi apabila ketahanan korosi diperlukan permukaannya dilapisi dengan Al murni atau paduan Al yang tahan korosi, material yang telah dilapisi tersebut disebut Al clad.

b.         Paduan Al – Mn (seri 3000)

Mn (mangan) adalah unsur yang memperkuat Al tanpa mengurangi ketahanan korosi, dan digunakan untuk membuat paduan yang tahan korosi. Paduan aluminium dengan kandungan 1.2% Mn dan 1% Mg disebut paduan 3003 yang dipergunakan sebagai paduan tahan korosi.

c.         Paduan Al – Si (seri 4000)

Paduan Al – Si sangat baik kecairannya dan cocok untuk paduan coran. Paduan ini mempunyai ketahanan korosi yang baik, sangat ringan, koefisien pemuaian yang rendah dan sebagai penghantar panas dan listrik yang baik. Material ini biasa dipakai untuk torak motor dan sebagai filler las (setelah dilakukan beberapa perbaikan komposisi).

d.        Paduan Al – Mg (seri 5000)

Mempunyai ketahanan korosi yang sangat baik, dengan kandungan 2–3% Mg (magnesium) mempunyai sifat mudah ditempa, diroll dan diekstrusi. Paduan 5056 merupakan paduan yang paling kuat dalam seri ini. Paduan 5083 yang dianil adalah paduan dengan 4.5% Mg, sifatnya kuat dan mudah dilas, digunakan sebagai tangkiLNG.

e.         Paduan Al - Mg – Si (seri 6000)

Paduan ini mempunyai kekuatan yang kurang baik sebagai bahan tempaan dibandingkan dengan paduan-paduan lainnya. Tetapi sangat liat, sangat baik mampu bentuknya untuk penempaan, ekstrusi dan lain-lain. Salah satu paduan seri 6000 adalah 6063 yang banyak digunakan untuk rangka konstruksi.

f.          Paduan Al – Zn (serie 7000)

Yaitu suatu paduan yang terdiri dari aluminium, 5.5% Zn, 2.5% Mn, 1.5% Cu, 0.3% Cr, 0.2% Mn ini dinamakan paduan 7075. Paduan ini mempunyai kekuatan tertinggi diantara paduan-paduan lainnya. Penggunaan paduan ini kebanyakan untuk bahan konstruksi pesawat terbang, selain itu banyak digunakan sebagai bahan konstruksi.

Update Scores dan Standing Barclay's Primer League (BPL) + UEFA Football


Main Game Online Counter Strike dan Pinalty Kick Challenge


Update Scores dan Klasemen Indonesia Primer League (IPL)


Update Scores dan Klasemen Indonesia Super League (ISL)


Download FastStone Capture 7.4 Full + Serial Key



FastStone Capture 7.4 adalah aplikasi yang dapat Anda gunakan untuk screen capture dan perekam layar video desktop Anda. Dengan FastStone Capture 7.4 Anda dapat memotret desktop atau jendela yang sedang Anda buka, Anda pun dapat membuat aktivitas layar desktop berupa video. Selain itu Anda dapat mengedit gambar dan video yang telah Anda buat dengan FastStone Capture 7.4.


Features:

  •  A small handy Capture Panel that provides quick access to its capture tools and output options
  • Global hotkeys to activate screen capturing instantly
  • Capture windows, objects, menus, full screen, rectangular/freehand regions and scrolling windows/web pages
  • Capture multiple windows and objects including multi-level menus
  • Record screen activities including onscreen changes, speech from microphone, mouse movements and clicks into highly compressed video files (Windows Media Video format). A built-in video editor allows you to draw annotations, apply zoom effects and cut unwanted sections
  • Options to specify output destination (internal editor, clipboard, file, printer ...)
  • Draw annotation objects such as texts, arrowed lines, highlights, watermarks, rectangles and circles
  • Apply effects such as drop-shadow, frame, torn-edge and fade-edge 
  • Add image caption
  • Resize, crop, rotate, sharpen, brighten, adjust colors ...
  • Undo/Redo
  • Support external editors
  • Save in BMP, GIF, JPEG, PCX, PNG, TGA, TIFF and PDF formats
  • Acquire images from scanner
  • Convert images to multi-page PDF file
  • Send captured images by email
  • Send captured images to Word and PowerPoint documents
  • Send captured images to a Web (FTP) server
  • Screen Color Picker
  • Screen Magnifier
  • Screen Ruler
  • Support multiple monitors
  • Run when Windows starts (optional)
  • Minimize to System Tray area
  • Small footprint in memory
  • And many more ...

Changelog:

  • Improved the screen recorder: 
  1. Added an option (for Vista, Windows 7 and 8) to record audio from both microphone and speakers at the same time
  2. Added an option to repeat the last screen recording
  • Improved the video editor. Now you can:
  1. Remove unwanted sections from a screen video
  2. Save a video frame to a file or copy it to Clipboard
  3. Drag and drop a video file onto the screen recorder's panel to open it in the video editor
  • Improved the Auto Caption tool
  • Improved compatibility with Windows 8 RTM
  • Other minor improvements and bug fixes

Download:

Cara Membuat Sticky Widget Mengikuti Arah Layar pada Blog


Sticky dalam Bahasa Indonesia artinya menempel. Dalam istilah website Sticky berarti berada di depan atau selalu mengikuti walaupun mouse terus di scroll. Sedangkan Sticky Widget Sidebar berarti membuat widget yang selalu menempel walaupun mouse kita scroll. mula - mula widget tersebut seperti widget pada umumnya, tetapi setelah di scroll ke bawah, akan terlihat bahwa widget tersebut luar biasa, sobat bisa melihatnya pada blog saya yang satunya yaitu Free Full Download. Pada blog tersebut dropdownnya saya pasangSticky Widget, jadi selalu berada pada layar sobat. menarik kan sob?? hehe


Preview :
sticky widget blogger

Untuk membuat Sticky widget ini, ada tiga langkah mudah, silahkan simak satu persatu
1. Menambakan kode CSS
2. Menambah kode JavaScript
3. Menambahkan kode HTML

Menambah kode CSS

1. Login ke Blogger
2. Klik Template > Edit HTML > Lanjutkan
3. Tambahkan kode CSS, contoh kode seperti ini :
#catcher{
height:780px;/* tinggi catcher */
}

#sticky{
width:300px;/* lebar sticky */
height:auto;
}
Catcher adalah tinggi keseluruhan widget sebelum sticky, misalkan ada 3 widget sebelumnya pada blog anda. Recent PostFollower dan Facebook Like Box. Tinggi widget Recent Post 250px, tinggi widget Follower 250px, dan Like Box 250px, jarak masing2 widget 10px, maka tinggi catcher 250+10+250+10+250+10 = 780px, supaya lebih jelas saya gambarkan seperti ini :
sticky widget blogger

Kalau masih bingung dengan ketinggian widget anda, silahkan uji coba saja. Apabila menumpuk silahkan tambah ketinggian, apabila terlalu jauh, silahkan kurang ketinggian catcher.

Menambah Kode JavaScript

Tambahkan kode ini sebelum </body>
<script type="text/javascript" src="http://ajax.googleapis.com/ajax/libs/jquery/1.4.4/jquery.min.js"></script>
<script>
$(document).ready(function() {
        function isScrolledTo(elem) {
            var docViewTop = $(window).scrollTop(); //num of pixels hidden above current screen
            var docViewBottom = docViewTop + $(window).height();
            var elemTop = $(elem).offset().top; //num of pixels above the elem
            var elemBottom = elemTop + $(elem).height();
            return ((elemTop &lt;= docViewTop));
        }
        var catcher = $(&#39;#catcher&#39;);
        var sticky = $(&#39;#sticky&#39;);
        $(window).scroll(function() {
            if(isScrolledTo(sticky)) {
                sticky.css(&#39;position&#39;,&#39;fixed&#39;);
                sticky.css(&#39;top&#39;,&#39;0px&#39;);
            }
            var stopHeight = catcher.offset().top + catcher.height();
            if ( stopHeight &gt; sticky.offset().top) {
                sticky.css(&#39;position&#39;,&#39;absolute&#39;);
                sticky.css(&#39;top&#39;,stopHeight);
            }
        });
    });
</script>

Menambahkan kode HTML

Kode HTML nantinya seperti ini:
<div id='catcher'>
widget yang telah ada
</div>
<div id='sticky'>
isi sticky widget, baik FB Like Box, Banner, atau apa pun
</div>

Contoh Pengaplikasian

Contoh pengaplikasian pada template anda
<div id='sidebar'>
<div id='catcher'>
<b:section class='sidebar' id='sidebar' preferred='yes' showaddelement='yes'>
<b:widget id='HTML3' locked='false' title='' type='HTML'/>
<b:widget id='HTML2' locked='false' title='' type='HTML'/>
</b:section>
</div>
<div id='sticky'>
<a href="http://trickstipsblog.blogspot.com" target="_blank"><img src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhBEBiYc_uwo0mCyX1PriBCkk8fXHoNhSxb2KPDTPHlQveLZddkrShhND3VwtvAuVB-u94uMUoRUP-zJz4EXJBx0X_9PSuwN7nK08-xshWpk28qeqIFNxaxpFCiP8Orh1UGOGe4OWqfB4U/s1600/kilogo.png" /></a>
</div>
<div>

Selamat berkreasi dengan Sticky widget sobat.....

Perpindahan Panas pada Sirip / Fin

Apakah Fin (Extended Surface/Sirip) itu?

Merupakan tambahan luasan yang bertujuan untuk memperbesar laju perpindahan panas. Pada bab ini fin merupakan tambahan luasan pada benda padat yang mengalami perpindahan panas konduksi pada benda itu sendiri dan konveksi dengan lingkungan.

Macam-macam Fin



Pada aplikasinya jenis fin yang dipilih tergantung pada ruang yang tersediaberatproses pembuatan, biaya, dan tentunya besar perpindahan panas tambahan yang dapat dihasilkan. Semakin banyak fin maka mungkin luasnya semakin besar untuk perpindahan panas yang lebih besar, akan tetapi akan menyebabkan pressure drop juga untuk aliran fluida yang melewati fin.

Analisa umum konduksi pada fin


Fin uniform pada irisan melintang


Untuk mendapatkan C1 dan C2 maka perlu ditetapkan kondisi bataspertama yaitu kondisi batas pada basis fin (x=0):

Sedangkan kondisi batas untuk ujung fin dapat dikategorikan menjadi 4 kondisi yaitu:
A) terjadi konveksi di ujung fin;
B) Konveksi di ujung fin dapat diabaikan dan ujung fin dianggap adiabatis;
C) Temperatur di ujung fin ditentukan
D) Panjang fin tak hingga

Fin uniform Kasus A - Terjadi konveksi di ujung


Kondisi A, kondisi batas yang kedua yaitu kesetimbangan energi pada ujung fin  pindah panas konduksi sama dengan konveksiDengan substitusi kondisi batas pada persamaan diatas maka dapat ditemukan:


Kemudian dengan beberapa manipulasi matematis akan didapatkan persamaan distribusi temperatur:


Soal:
Fin silinder yang sangat panjang berdiameter 5 mm memiliki temperatur 100 oC pada bagian pangkal (basis)-nya. Ujungnya memiliki temperatur 25 oC kontak dengan udara dengan koefisien pindah panas konveksi 100 W/m2K.
¡Tentukan distribusi temperatur sepanjang fin jika fin tersebut terbuat dari tembaga murni (k=398 W/m). Hitung kehilangan panas yang terjadi karena fin tersebut!
Perkirakan  seberapa panjang fin tersebut agar perhitungan dengan asumsi panjang fin tak hingga menjadi akurat
jawab:

Maka persamaan yang digunakan adalah untuk kasus D:

Dan untuk laju pindah panasnya:

Panjang fin bisa dianggap tidak hingga jika laju perpindahan panas antara ujung fin dan basis adalah konstan, maka bisa dibandingkan antara persamaan berikut akan memiliki nilai yang sama:

Nilainya sama jika tanh mL >= 0.99 atau mL>= 0.265

Performansi Fin

Telah dijelaskan bahwa penggunaan fin bertujuan untuk mempercepat perpindahan panas ke lingkungan dengan menambah luas efektif untuk transfer panasAkan tetapi bagaimanapun fin itu sendiri dapat merepresentasikan resistansi konduksi dari permukaan aslinyaDengan adanya hal ini maka tidak dapat dijamin bahwa penambahan fin selalu akan mepercepat perpindahan panasUntuk itu perlu adanya evaluasi apakah penambahan fin tersebut efektif untuk mempercepat perpindahan panasEfektivitas fin ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:  
dan untuk fin tak hingga:
Efektifitas fin juga dapat diwakili dengan resistansi thermal sebagai berikut

Performansi fin dapat juga diwakili dengan efisiensi yang dirumuskan sebagai berikut

Jika lebar fin persegi jauh lebih panjang dari tebalnya maka: 
                                    
 
Copyright © 2012 - 2015 Renviletieft Blog - All Rights Reserved
Template Craeted by : RenvileTieft Blog
Proudly Powered by Blogger